- Dunia menarik dari doppelgängers
- Genetika: hubungan tersembunyi yang mengejutkan
- Bagaimana dengan kepribadian?
- Lebih dari sekadar wajah yang mirip
Ikuti Patricia Alegsa di Pinterest!
Dunia menarik dari doppelgängers
Imagina berjalan di jalan dan bertemu dengan seseorang yang tampak seperti refleksimu, tetapi bukan saudara hilangmu atau sepupu jauhnya. Apakah ini kebetulan? Tidak begitu cepat! Ternyata fenomena doppelgängers, orang-orang yang mirip dengan kita tanpa berbagi pohon keluarga, memiliki akar yang lebih dalam dari yang kita kira.
Pada bulan Oktober 2024, “Kontes Kembar Timothée Chalamet” di New York menarik banyak orang, dan bukan hanya penggemar aktor tersebut. Para ilmuwan dan ahli genetika juga memusatkan perhatian mereka pada acara ini, tertarik oleh kesamaan antara "kembar" yang tampak ini.
Genetika: hubungan tersembunyi yang mengejutkan
¿Apakah hanya gen-gen nakal itu yang bermain petak umpet? Sebuah tim yang dipimpin oleh ahli genetika Manel Esteller dari Institut Penelitian Melawan Leukemia Josep Carreras di Barcelona menyelami pertanyaan ini.
Dengan menggunakan foto-foto doppelgänger yang didokumentasikan oleh fotografer François Brunelle sebagai titik awal, Esteller menemukan bahwa "kembar wajah" ini berbagi lebih dari sekadar tulang pipi yang menakjubkan.
Melalui sebuah studi yang dipublikasikan di Cell Reports, timnya menemukan bahwa variasi genetik tertentu, terutama dalam urutan DNA yang disebut "lokasi polimorfik", muncul dalam struktur tulang dan pigmen kulit dari kembar ini. Betapa mengejutkannya!
Sekarang, sebelum Anda memutuskan untuk mencari klon genetik Anda, pertimbangkan ini: dengan lebih dari 7.000 juta orang di dunia, tidaklah terlalu aneh jika beberapa dari kita berbagi sejumlah variasi genetik yang signifikan.
Secara singkat, ada batasan dalam kombinasi wajah yang dapat kita miliki. Jadi, jika Anda pernah bertemu dengan doppelgänger Anda, jangan panik, ucapkan terima kasih kepada populasi dunia yang luas!
Bagaimana dengan kepribadian?
Con wajah yang sangat mirip, siapa pun akan berpikir bahwa doppelgängers ini juga berbagi sifat kepribadian. Namun, psikolog Nancy Segal dari Universitas Negara Bagian California memutuskan untuk melihat lebih dekat.
Dengan menggunakan kuesioner yang mengevaluasi aspek-aspek seperti ekstroversi dan kebaikan, dia menemukan bahwa, meskipun pasangan ini secara fisik mirip, kepribadian mereka sama beragamnya dengan pasangan acak mana pun. Ternyata, menjadi klon dalam penampilan tidak berarti menjadi klon dalam esensi.
Lebih dari sekadar wajah yang mirip
Studi tentang doppelgängers menawarkan lebih dari sekadar hiburan. Dalam bidang kedokteran, hal ini dapat membantu mendiagnosis penyakit genetik yang langka. Namun, hal ini juga menimbulkan dilema etis.
Ahli bioetika Daphne Martschenko memperingatkan tentang potensi penyalahgunaan teknologi ini, terutama dalam konteks hukum dan pekerjaan. Jadi, sebelum algoritma mulai menentukan nasib kita, sangat penting untuk merenungkan bagaimana kita menggunakannya.
Pada akhirnya, ketertarikan terhadap doppelgängers tidak hanya mengungkapkan koneksi genetik kita, tetapi juga keinginan manusia kita untuk menemukan kesamaan pada orang lain. Di akhir hari, kita semua mencari pantulan dalam dunia di sekitar kita.
Jadi, apakah kamu sudah menemukan pasanganmu?
Berlangganan horoskop mingguan gratis
Aquarius Aries Capricorn Gemini Kanker Leo Libra Pisces Sagitarius Scorpio Taurus Virgo