¡Halo, pemikir kritis dan pecinta logika! Jika Anda pernah terlibat dalam percakapan panas tentang topik yang hangat, kemungkinan Anda telah menemui salah satu perangkap ini yang, meskipun tampak modern, memiliki akar yang begitu tua sehingga bisa berbagi meja dengan Plato.
Ya, kita sedang membicarakan tentang falasi logika. Saya mengundang Anda untuk memulai perjalanan ini di mana kita akan mengeksplorasi tipu daya dari penalaran ini dan bagaimana cara mendeteksinya.
Siapkan diri Anda untuk mempertajam pikiran Anda!
Pertama, mari kita jelaskan dengan sederhana. Sebuah falasi logika adalah kesalahan dalam penalaran.
Tapi inilah yang menarik: meskipun tidak ada hubungannya dengan kebenaran suatu pernyataan, mereka berhasil membuat pernyataan tersebut terdengar lebih meyakinkan.
Bukankah itu menakjubkan? Bayangkan Anda sedang dalam sebuah diskusi dan tiba-tiba seseorang menggunakan argumen yang membuat Anda berkata "Itu masuk akal!", padahal sebenarnya, itu sama sekali tidak masuk akal. Saat yang bahagia untuk melakukan introspeksi!
Jadi, mengapa Anda harus peduli dengan falasi-falasi ini? Karena, dengan belajar mendeteksinya, Anda tidak hanya akan meningkatkan keterampilan berpikir kritis Anda, tetapi juga dapat mengarahkan kembali percakapan menuju topik yang lebih relevan. Jadi, mari kita mulai dan menjelajahi tujuh falasi yang mengintai di setiap sudut Internet dan dalam obrolan sehari-hari kita.
1. Mengacu pada ketidaktahuan
Bayangkan seseorang berkata: "Tidak ada bukti bahwa makhluk luar angkasa tidak ada, jadi mereka harus ada".
Kejut! Ini adalah sebuah falasi klasik. Kurangnya bukti tidak berarti sesuatu itu benar.
Jadi, lain kali seseorang berbicara tentang kadal yang memerintah dunia, ingatlah: ketidakhadiran bukti bukanlah bukti dari ketidakhadiran.
Ad hominem
Ini seperti mengatakan kepada seorang koki bahwa makanannya buruk hanya karena dia mengenakan topi yang buruk.
Menyerang pengirim pesan alih-alih pesan itu sendiri tidak akan membawamu ke mana-mana. Jika seseorang mengkritik seorang ilmuwan karena motivasinya alih-alih datanya, waspadalah! Kamu sedang menghadapi falasi ad hominem.
Mari kita hentikan gangguan-gangguan itu!
Pendapat yang licin
“Jika kita mengizinkan siswa membawa kue kering ke kelas, segera mereka akan membawa kue dan kemudian pesta ulang tahun setiap minggu.”
Apakah itu terdengar familiar? Argumen ini melebih-lebihkan konsekuensi dari perubahan kecil. Ingat, tidak semua perubahan harus berujung pada kiamat pesta.
4. Falasi orang jerami
Ini terjadi ketika seseorang mendistorsi argumen orang lain untuk membuatnya lebih mudah diserang. Misalnya, jika kamu mengatakan bahwa kita perlu mengurangi asupan gula dan seseorang menjawab dengan “Apakah kamu ingin melarang gula?”.
¡Bingo! Di sana kamu memiliki orang jerami. Mari kita lebih jujur dalam interaksi kita!
5. Mengacu pada otoritas
"Saya percaya bahwa Bumi itu datar karena seorang influencer mengatakannya." Ini adalah contoh klasik, dan tidak selalu berarti bahwa orang tersebut terkenal.
Terkadang, bisa juga seorang yang dianggap ahli dalam topik yang tidak ada hubungannya dengan argumen. Ingat, gelar tidak menjadikan seseorang ahli, bukti yang melakukannya!
6. Dikotomi Palsu
“Kamu pro atau kontra ini”. Seringkali, hidup tidak sesederhana itu. Mempresentasikan suatu topik kompleks seolah hanya ada dua opsi adalah menyesatkan.
La próxima vez que alguien te plantee un dilema simplista, pregúntate: “¿Hay más alternativas aquí?”
7. Whataboutismo
Ini adalah “lalu kamu apa?” dalam diskusi. Jika seseorang menunjukkan kesalahanmu dan jawabanmu adalah menyebutkan kesalahan orang itu, kamu berada di ranah whataboutisme. Ingat, dua kesalahan tidak membuat satu kebenaran. Setiap argumen harus dianalisis berdasarkan meritnya sendiri.
Jadi, pembaca yang terhormat, sekarang setelah kamu memiliki peta falasi logis, bagaimana perasaanmu? Siap untuk menghadapi jebakan-jebakan itu dalam diskusi berikutnya? Ingat, pengetahuan adalah kekuatan.
Dengan menyadari falasi-falasi ini, kamu tidak hanya meningkatkan kemampuan berargumen, tetapi juga berkontribusi pada percakapan yang lebih kaya dan bermakna. Ah, dan jika suatu hari kamu mendapati dirimu menggunakan falasi, jangan khawatir. Kita semua manusia, dan yang penting adalah belajar dan berkembang.
Deteksi falasi seperti seorang profesional!