- Upacara Pemakaman yang Turbulen dari Pius XII
- Keputusan Kontroversial Dokter Pribadi
- Kekacauan Selama Pengangkutan
- Konsekuensi dari Kegagalan
Ikuti Patricia Alegsa di Pinterest!
Upacara Pemakaman yang Turbulen dari Pius XII
El 9 de octubre de 1958, tubuh Paus Pius XII dipajang untuk penghormatan rakyat dan Pengadilan Kepausan di aula takhta istana Castelgandolfo.
Namun, meskipun adanya kesakralan acara tersebut, Paus tidak dapat beristirahat dengan tenang karena keputusan yang diambil terkait pengawetannya.
Eugenio María Giuseppe Giovanni Pacelli, yang dikenal sebagai Pius XII, telah menjadi sosok yang berpengaruh dalam Gereja Katolik, tetapi pemakamannya akan berubah menjadi sebuah kegagalan karena prosedur pengawetan yang tidak memadai.
Keputusan Kontroversial Dokter Pribadi
Dokter pribadi Paus, Riccardo Galeazzi-Lisi, telah mengembangkan prosedur pengawetan jenazah yang, menurutnya, adalah revolusioner.
Sebelum kematian Pius XII, Galeazzi menunjukkan kepada Paus foto-foto perawatan yang dilakukannya pada tubuh korban kecelakaan lalu lintas, yang mengesankan Pius XII.
Namun, setelah kematian Paus, Galeazzi bersikeras untuk mengawetkan jenazahnya menggunakan tekniknya, yang terdiri dari merendam jenazah dalam campuran rempah-rempah aromatik dan membungkusnya dalam lapisan selofan, mengabaikan prinsip dasar pengawetan pada suhu rendah.
Kekacauan Selama Pengangkutan
Proses pengawetan ternyata menjadi bencana. Beberapa jam setelah kematian, tubuh Paus mulai membengkak dan mengeluarkan bau busuk, yang mengakibatkan pingsannya beberapa penjaga kehormatan.
Selama pengangkutan tubuh menuju Roma, terdengar suara aneh dari peti mati, yang ternyata adalah dada Paus meledak.
Situasi menjadi kritis, dan dokter tanatologi yang dipanggil tidak tahu bagaimana menangani kerusakan yang telah terjadi.
Konsekuensi dari Kegagalan
Karena keadaan tubuh, Basilika Santo Petrus harus ditutup untuk melakukan intervensi baru.
Akhirnya, tubuh diikat dengan pita sutra untuk ditempatkan di peti mati, memungkinkan Pius XII akhirnya dapat beristirahat dengan tenang, meskipun tidak tanpa meninggalkan kesan mengerikan pada para peserta pemakamannya.
Sebagai akibat dari kegagalan ini, Galeazzi-Lisi dipecat dari Kolegi Kardinal dan diusir dari Vatikan seumur hidup. Kisahnya merupakan pengingat bahwa bahkan di momen yang paling khusyuk, kurangnya profesionalisme dapat menyebabkan situasi yang tidak biasa dan tidak dapat diterima.
Episod tragis ini dalam sejarah Gereja Katolik menunjukkan bahwa menjadi Paus tidak selalu menjamin pemakaman yang damai, dan menyoroti pentingnya mengikuti praktik yang tepat dalam perawatan jenazah, terutama untuk tokoh-tokoh yang begitu ikonik.
Berlangganan horoskop mingguan gratis
Aquarius Aries Capricorn Gemini Kanker Leo Libra Pisces Sagitarius Scorpio Taurus Virgo